MANAJEMEN DANA BANK, SUMBER DANA BANK DAN ALOKASI DANA BANK

Gambar
Bank sebagai suatu perusahaan tentunya sangat memperhatikan manajemen yang ada di dalamnya, baik manajemen sumber daya manusianya maupun manajemen lainnya termasuk manajemen dana yang diperolehnya. Ngomong-ngomong , kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai manajemen dananya, baik sumbernya maupun alokasi dananya. Manajemen adalah ilmu atau seni dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Dana dapat diartikan sebagai kas ataupun modal kerja. Maksudnya dana sebagai kas disini adalah dana langsung dapat menjadi uang tunai saat dibutuhkan. Sedangkan dana sebagai modal kerja adalah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Menurut Kamus Bebas Bahasa Indonesia (KBBI), dana adalah uang yang disediakan untuk suatu keperluan. Adapun manajemen dana bank adalah upaya yang dilakukan oleh bank dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas  funding  untuk disalurkan kepada aktivitas  financing. Sebagaimana halnya bank...

Makalah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
`           Sebuah landasan teori yang kuat sangat diperlukan terutama karena praktik akuntansi selalu di hadapi dengan perubahan lingkungan dunia usaha. Akuntan terus menerus dan tidak mau di hadapi situasi yang baru, kemajuan teknologi dan inovasi bisnis yang tentu saja semua ini akan menimbulkan masalah pelaporan dan akuntansi yang baru pula. Masalah-masalah ini harus dapat ditangani dengan cara yang lebih konsisten dan terorganisir secara lebih baik. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan memainkan peranan yang sangat penting terutama di dalam pengembangan sebuah standar akuntansi yang baru dan revisi atas standar akuntansi yang telah diberlakukan sebelumnya.
            Ketika akuntan harus berhadapan dengan masalah baru yang belum ada standar akuntansinya, maka kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini diharapkan dapat memberikan sebauh acuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah akuntansi yang terkini tersebut. Jadi, kerangka dasar penyusunan dan penyajian ini tidak hanya membantu profesi akuntansi dalam menangani praktik-praktik akuntansi di masa yang akan datang tetapi juga memberikan dasar atau landasan yang konsisten dan memadai bagi para penyusun standar akuntansi, penyusun laporan keuangan, pengguna laporan keuangan dan pihak-pihak lainnya yang turut terlibat dalam proses laporan keuangan.
           
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan tujuan dari KDPPLK?
2.      Apa sajakah ruang lingkup dari KDPPLK?
3.      Siapa sajakah pemakai Informasi Akuntansi?


C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari KDPPLK
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup dari KDPPLK
3.      Untuk mengetahui para pemakai informasi akuntansi



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dan Tujuan KDPPLK
Kerangka dasar ini adalah konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:
1)      Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya
2)      Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan
3)      Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
4)      Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan.[1]

B.     Ruang Lingkup KDPPLK
Kerangka dasar ini membahas:
1)      Tujuan Laporan Keuangan
Sebelum kita membahas mengenai tujuan dari laporan keuangan, sebaiknya kita mengetahui dulu apak yang dimaksud dengan laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan laporan keuangan menurut  PSAK no.1 adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Adapun urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah:
a.         Laporan Rugi Laba, yaitu laporan yang sistematis tentang pendatan dan beban perusahaan untuk satu periode tertentu. Laporan ini memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba ataupun rugi.
b.        Laporan Modal Pemilik, yaitu laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam modal suatu perusahaan untuk satu periode tertentu.
c.         Neraca, yaitu laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Tujuan dari neraca adalah menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
d.        Laporan Arus Kas, yaitu laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasional, investasi dan aktivitas pendanaan (pembiayaan) dalam satu periode tertentu.[2]

2)      Karakteristik Kualitatif Yang Menentukan Manfaat Informasi Dalam Laporan Keuangan
a.       Dapat dipahami
Maksudnya adalah pengguna informasi harus dapat memperoleh pemahaman mengenai kondisi keuangan dan hasil operasional perusahaan lewat laporan keuangan. Informasi akan dianggap berkualitas, jika informasi tersebut mudah dipahami oleh pemakai atau para pengambil keputusan.[3]
b.      Relevansi
Informasi keuangan dikatakan relevan jika dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pemakai atau dengan kata lain mampu membuat beda hasil dari berbagai alternatif keputusan yang ada. Informasi keuangan yang relevan adalah informasi yang memiliki umpan balik, prediktif dan ketepatan waktu. Informasi yang memiliki umpan balik ini yang nantinya dapat membantu mengoreksi harapan-harapan di masa lampau dan kemudian dari hasil konfirmasi harapan-harapan di masa lampau tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk membantu memprediksi atau memperbaiki hasil di masa mendatang. Jadi dapat dikatakan informasi yang relevan pada umumnya akan memberikan nilai umpan balik dan prediktif pada saat yang bersamaan.
Selain itu, ketepatan waktu juga sangat penting. Ketepatan waktu disini maksudnya adalah bahwa informasi tersebut harus dapat tersedia pada saat dibutuhkan, terutama setiap pengambilan keputusan bisnis. Informasi yang baru tersedia setelah sebuah keputusan diambil akan menjadi sia-sia karena tidak terpakai. Jadi kesimpulannya, informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai umpan balik, prediktif, dapat tersedia atau disajikan secara tepat waktu.
c.       Reliabilitas
Informasi dikatakan dapat diandalkan atau memiliki karakteristik kualitatif reliabilitas adalah jika informasi tersebut dapat diuji, disajikan secara tepat, relatif bebas dari kesalahan, menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan netral.
Informasi dikatakan memiliki daya uji jika informasi tersebut memberikan hasil yang sama melalui verifikasi oleh siapapun juga akuntannya dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
Adapun ketepatan penyajian dari suatu informasi keuangan adalah menggambarkan adanya kecocokan antara besanya hasil pengukuran dengan aktivitas ekonomi atau item yang diukur atau dengan kata lain, angka-angka yang ada di dalam laporan keuangan harus benar-benar mewakili apa yang ada.
d.      Komparabilitas
Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi dalam perusahaan. Infomasi keuangan akan lebih berguna ketika informasi tersebut dapat dikaitan dengan sebuah patokan (standar).
e.       Konsistensi
Komparabilitas informasi keuangan untuk perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda membutuhkan konsistensi. Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan informasi keuangan yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode maka perusahaan tersebut dianggap telah konsisten dalam menerapkan standar informasi keuangannya. Namun, hal ini tidak berarti bahwa perusahaan tersebut tidak boleh baralih dari satu metode ke metode yang lain. Perusahaan dapat mengubah metode dari satu ke yang lain sepanjang dapat menunjukkan bahwa metode yang baru tersebut lebih baik daripada metode yang sebelumnya.[4]

3)      Definisi Pengakuan Dan Pengukuran Serta Unsur-Unsur Yang Membentuk Laporan Keuangan
Pengakuan adalah proses pencatatan item-item dalam ayat jurnal, dimana untuk setiap item yang diakui harus memenuhi salah satu definisi dari unsur laporan keuangan. Item-item tersebut juga harus dapat diukur dalam satuan unit moneter (satuan mata uang) agar dapat diakui.
Untuk item-item yang memenuhi definisi unsur laporan keuangan akan tetapi tidak dapat diukur, namun besar kemungkinannya untuk terjadi, maka item-item tersebut seharusnya tidak dicatat sampai item-item tersebut dapt diukur. Perlakuan yang tepat untuk kondisi seperti ini adalah perlunya pengungkapan secara memadai atas informasi terkait dalam catatan laporan keuangan.[5]
Mengenai kriteria pengukuran, ada lima atribut pengukuran yang digunakan, yaitu:
a.         Biaya historis, yaitu harga tukar barang dan jasa pada saat tanggal pembelian. Contoh item yang diukur dengan biaya historis adalah tanah, bangunan, peralatan dan kebanyakan persediaan.
b.        Biaya pengganti, yaitu harga yang dibayarkan saat ini untuk membeli atau menggantikan brang atau jasa yang serupa. Contoh item yang diukur adalah beberapa persediaan yang mengalami penurunan nilai sejak diperoleh. Persediaan yang termasuk dalam kategori ini adalah persediaan yang mana jenisnya terus berkembang mengikuti kemajuan teknologi, seperti komputer, telepon dan lainnya.
c.         Nilai Pasar, yaitu harga jual aktiva yang berlaku di pasar saat ini.
d.        Nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu jumlah kas yang diperkirakan akan diterima dari konversi aktiva dalam kegiatan normal perusahaan. Contohnya adalah nilai bersih piutang.
e.         Nilai sekarang atau niali yang didiskontokan, yaitu jumlah bersih arus kas masuk atau arus kas keluar di masa yang akan datang yang didiskontokan ke nilai sekarangnya dengan tingkat suku bunga tertentu. Contoh item yang diukur adalah piutang wesel, utang obligasi, utang wesel dan lainnya.[6]
Adapun unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a.         Aset atau aktiva adalah sesuatu yang masih memberi nilai manfaat di masa yang akan datang.[7] Contoh: kas, persediaan, piutang usaha, peralatan dan lainnya.
b.        Liabilitas adalah sumber pemerolehan dana yang berasal dari pihak lain dimana terdapat kewajiban untuk mengembalikannya di masa datang. Contoh: pinjaman bank, utang usaha dan lainnya.
c.         Ekuitas adalah sumber pemerolehan dana yang berasal dari  lain-lain (selain dari Liabilitas dan penghasilan atau pendapatan).[8]
d.        Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi. Laba menjadi pendapatan dan keuntungan. Pendapatan berasal dari aktivitas utama atau sentral dari perusahaan, contohnya pendapatan dari penjualan barang dagangan sedangkan keuntungan berasal dari aktivitas bisnis yang biasa.[9]
e.         Beban adalah jenis penggunaan dana yang nilai manfaatnya telah dikonsumsi (tidak ada lagi manfaat di masa yang akan datang). Contoh: beban listrik, beban gaji karyawan dan lainnya.

4)      Konsep Modal Serta Pemeliharaan Modal
Konsep modal dianut oleh sebagian besar perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. Pemilihan konsep modal yang sesuai bagi perusahaan harus didasarkan pada kebutuhan pemakai laporan keuangan. Jadi, konsep modal keuangan seharusnya dianut kalau pemakai laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang diinvestasikan. Namun demikian, kalau pemakai berkepentingan dengan kemampuan usaha perusahaan, seharusnya digunakan konsep modal fisik. Konsep yang dipilih menunjukkan sasaran yang akan dicapai dalam penetapan laba, bahkan meskipun operasionalisasi konsep tersebut tidak terlepas dari kesulitan pengukurannya.
Konsep pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan laba. Dalam konsep ini, laba dianggap harus memperhitungkan bahwa modal yang diinvestasikan  harus terpelihara. Ada dua konsep pemeliharaan modal, yaitu;
a.       Pemeliharaan modal keuangan.
Menurut konsep ini, baru disebut laba jika jumlah  financial aktiva bersih pada akhir periode melebihi jumlah financial aktiva bersih pada akhir periode setelah memasukan kembali setiap distribusi dari dan kepada pemilik. Pengukuran keuangan aktiva bersih dapat dilakukan melalui nilai nominal atau dalam satuan daya belinya.
b.      Pemeliharaan modal fisik
Menurut konsep ini, hanya bisa disebut laba jika kapasitas produksi fisik atau kemampuan usaha fisik pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi dari dan kepada pemilik selama suatu periode.[10]
Konsep pemeliharaan modal berkepentingan dengan bagaimana perusahaan mendefinisikan modal yang ingin dipelihara (dipertahankan). Konsep ini mengaitkan konsep modal dengan konsep laba karena memberikan dasar rujukan untuk mengukur laba. Konsep ini juga merupakan prasyarat untuk membedakan antara imbalan modal perusahaan (return on capital) dan pengembalian modal (return of capital); hanya arus masuk aktiva yang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara modal dapat dianggap laba dan karenanya merupakan imbalan modal. Oleh karena itu, laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.

C.    Pemakai Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan sangat  berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan yang hendak diambil. Para pemakai informasi akutansi ini dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal.
1)      Pemakai Internal
a.       Direktur dan Manager Keuangan
Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditor, mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya pinjaman atau utang.
b.      Direktur Operasional dan Manager Pemasaran
Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya penjualan.
c.       Manager dan Supervisor Produksi
Mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit nya.
2)      Pemakai eksternal
a.       Investor
Mereka menggunakan informasi akuntansi investee untuk mengambil keputusan dalam hal membeli atau meleps saham investasinya.
b.      Kreditor
Menggunakan informasi akuntansi debitur untuk mengevaluasi besarnya tingkat risiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang.
c.       Pemerintah
Pemerintah berkepentigan terhadap laporan keuangan perusahaan dalam hal perhitungan dan penetapan pajak penghasilan yang harus di setor ke kas negara.
d.      Badan Pegawas Pasar Modal
BAPEPAM mewajibkan perusahaan  melampirkan laporan keuangan secara rutin dengan tujuan untuk melindungi para investor.
e.       Ekonom, Praktisi dan Analisis
Mereka menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi dan pertumbuhan pendapatan nasional.[11]



     [1] Dodi Tris, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, diakses dari http://referensiakuntansi.blogspot.co.id/2012/07/kerangka-dasar-penyusunan-penyajian.html pada 06 Maret 2017 pukul 20.51
     [2] Hery, Teori Akuntansi (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.5-7
     [3] Ibid., hlm.42
     [4] Ibid., hlm.43
     [5] Ibid., hlm.51
     [6] Ibid., hlm.51-52
     [7] Sony Warsono dan Ratna Chandrasari, Dasar-Dasar Akuntansi TPA (Yogyakarta: AbpubhlishER, 2013), hlm.11
     [8] Ibid., hlm.12
     [9] Walter T. Harrison Jr, charles t. Horngren, c. William thomas dan themin suwardy, akuntansi Keuangan Edisi kedelapan Jilid I  (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 11
     [10] Helmy, Tugas Teori Akuntansi, diakses dari http://ngeblogwebid.blogspot.co.id/2009/11/tugas-teori-akuntansi.html pada senin 06 maret 2017 pukul 21.14
     [11] Hery, Teori Akuntansi (Jakarta: Kencana, 2009), hlm.8-9

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAJEMEN DANA BANK, SUMBER DANA BANK DAN ALOKASI DANA BANK

Makalah Model Penelitian Politik

Pajak Penghasilan Pasal 21, 22, 23, 24, 25, 26 dan Pasal 4 ayat 2